Dua tahun yang lalu kukenal seseorang yang tak berarti apa-apa di diriku. Memang aneh kurasakan bersamanya, namanya juga teman baru. Tak ada yang istimewa di kala itu, bahkan tatapannya dan tatapanku menjadi bahan ejekan untuk kita berdua. Tak sadar ejekan inilah yang beransur-ansur menjadi penghias hariku. Membodohi diri sendiri menjadi sesuatu yang sering kita lakukan untuk menghibur diri. Kala itu aku melihatmu sebagai orang yang ceria dan tentu saja bukan yang spcial.

Sampai akhirnya aku sadar setahun kemudia. Setelah setahun berprilaku aneh bersamamu. Sering melakukan apapun bersama aku pun mulai merasakan sesak menusuk hati. Bahkan hanya sehari tak bertemu bisa menjadi beban besar dalam hiduku. Suara dari bibir manis itu tak lagi sesederhana dulu. Tatapan mata indah itu telah tajam masuk menusuk hatiku. Dan aku diam

Aku akhirnya sadar semua ini bukanlah sebuah candaan. Aku merasakan perasaan cinta yang begitu mendalam. Tak pernah lagi ku perhatikan orang sekelilingku. Hanya kamu, itu yang ada di benakku. Ku menanti, selalu menanti kamu. Sekarang pun masih demikian. Sampai kita berdua mendapatkan musibah dengan keakraban kita selama ini.

Jarang ku temukan tatapan itu lagi, jarang ku dengar panggilan itu lagi. Aku benar-benar kangen. Aku tak tau harus berkata apa. Aku tak tau kenapa hati ini tak bisa mengindar dari perasaan bohong ini. Candaan kata suka di hati, sekarang menjadi paten tertanam. Dan kamu telah tak ada disini mengisi hariku dengan tingkah lucumu yang selalu bisa membuatku tersenyum. Aku sakit, aku cinta kamu dengan semua tingkah pedih pengingat kenangan buruk yang selalu membuatku bahagia.

Aku tetap mencintaimu. Tapi aku juga selalu bertanya, apakah aku bisa menemukan makhluk aneh kamu yang bisa menerimaku? Dan saat aku menemukannya aku akan benar-benar meninggalkanmu dengan semua kenangan indah dengan cucuran air mata.


Aku masih cinta……..


Ku buat tuliasan ini dengan penuh air mata. Tak tau lagi harus berbuat apa dikala kau berkata jangan berharap lagi kepada saya. Cintaku ke kamu tak tergantikan oleh orang lain. Aku ragu bisa kenal dengan orang seperti kamu lagi. Aku takut kehilangan kamu, dan semuanya terjadi. Aku ingin kamu untukku selamanya tapi malah kamu pergi dariku selamanya. Aku hanya bisa mengunci kamar malam ini dan membuat tulisan ini. Kekecewaan berat ku dapatkan. Tapi katamu tak ada yang salah. Yaudah engga ada yang salah. Kamu bilang aku keras kepala, tapi tolong biarkan aku menikmati kesakitanku malam ini.

Aku harus berbuat apa?? Kamu malaikatku, tapi kenapa kamu pinjam tongkat iblis itu untuk menusukku?? Rasanya sesak dada ini tadinya menanti jawabanmu. Aku kecewa, tapi ada satuhal yang kamu katakan. Besok perpisahan, mudah-mudahan kita baik-baik yah. Dan satu lagi, jangan bahagia hanya buatku, tapi bahagia untukmu karena kamu yang bisa buat dirimu sendiri bahagia. Nasihat yang sangat indah dari seorang malaikat kecil yang telah menusukku.

Semua kata-katamu akan selalu ku ingat. “Itu janjiku”
Aku sayang kamu dan akan selalu seperti itu. Selamat bersenang-senang di jawa, semoga semua hal yang pernah kita lakukan tidak menjadi kenangan buruk buatmu.
Sebening air mata ini cintaku kepadamu, 

Dan aku tetap cinta kamu.


Aku bingung. Mungkin sudah menjadi kebiasaan jika telah berurusan dengan dia. Semua rencana terbaik telah ku persiapkan, tapi apa? Hasilnya selalu nihil. Tak pernah sekalipun aku benarani  berkata di hadapanmu. Tak tau kenapa seakan dia itu penya berbagai jawaban sebelum aku bertanya. Cerita cinta ku memang selalu rumit, mencintai orang yang tak tau dia juga sama atau tidak. Aku semakin bingung, tapi hatiku semakin mendesak. Tanggal 12 kemarin aku dengan dia berangkat ke suatu tempat wisata.

Dengan menempuh waktu panjang selama 9 jam aku, dia dan teman yang lain tiba. Jarum jam pendek dan panjang udah sejajar sesampaiku disana. Hanya sebentar aku berjalan di pantai untuk melihat-lihat situasi. Tanggal 13, ke esokan paginya. Dimulai lah semua kegiatan disana bersama mereka orang-orang yang ku sayang. Sesekali kupandangi sosok imut itu dari ke jauhan. Dalam hati aku merencanakan satu hal yang akan ku sampaikan kepada dia. Ku tunggu malam hari tiba, pikir ku saat itulah saat yang tepat.

Sebelum malam, kami bermain sebuah permainan di pantai. Pandangan ku hanya satu, tetap tertuju kepada dia. Permainan dimulai, bola pertama di lempar aku langsung menangkapnya. Kulihat dia berlarian girang sangat bahagia, pandanganku teralihkan. Aku diam tak tau harus berbuat apa dengan bola ini. Dia ada di posisi lawanku, jadi aku bisangung harus melempar  atau apa? Beberapa kali aku memegang bola, dan beberapa kalipun aku melempar ke arah nya. Lemparanku cukup tepat karena setiap lemparanku kedia sudah pasti mengenahi dia.
Games inipun berakhir, semuanya turun ke laut untuk membersihkan diri. Aku berenang cepat hingga jauh dari pinggir pantai. Di tempat inilah aku bisa mengamati dia tanpa ada seorangpun yang tau. Berkali-kali ku lihat senyuman manisnya, berkali-kali ku lihat cahaya matanya. Semua itu membuatku kembali tersenyum.

Malampun datang dan seperti keadaan awal hati ini selalu bimbang ketika ingin melakukan itu semua. Ku masuk ke kamar menunggu malam agak larut untuk keluar mengajaknya ke pantai. Tak terasa aku ketiduran, malam itupun ku lewatkan tanpa ada sedikit pun pengungkapan perasaan kepadanya. Aku terbangun dan begitu menyesal, kenapa aku bisa tertidur di saat seperti ini? Mungkin tak ada lagi kesempatan seindah ini.

Tanggal 14 hari dimana kami pulang ke rumah masing-masing. Di dalam mobil aku hanya diam, dengan hati yang terus menyalahkan diriku sendiri. Aku takut dia tak bisa lagi ku lihat. Aku takut semua yang ku impikan hanya menjadi bahan tertawaan di masa yang akan datang. Mengingat situasi disana, sebelum pulang aku sangat ingin berpoto berdua dengannya. Tapi, tak ada keberanian sedikitpun untuk berkata.

Saat dalam mobil, aku duduk pas di belakangnya. Terasa aneh saat bibir ini tiba-tiba melengkung keatas saat melihat tingkahnya yang sungguh lucu menurutku. Tapi dengan menatapnya hanya bisa membuatku menangis dan menyesal. Aku harus apa untuk merebut perhatiannya yang dulu telah ku dapatkan? Aku bingung dan semua ku serahkan kepada ALLAH.

Jodoh ada ditangan ALLAH, dan jika memang dia jodohku aku pasti akan bersamanya kelak.
:)


apakah jarak menjadi penghalang?? Rasanya tidak jika kita memiliki perasaan yang kuat satu sama lain. Tau tidak malah dengan jarak yang cukup jauh, kita bisa menguji rasa cinta yang kita miliki. Sekali lagi aku Tanya apakah jarak masih menjadi masalah?? Rasanya jawabanku masih tidak. mungkin bagi sebagian orang yang ada di sekeliling kita jarak itu merupakan masalah besar. Memang merupakan masalah besar jika mereka tidak memiliki cukup cinta untuk memulai sebuah hubungan.

Apalah arti saling percaya jika jarak itu masih menjadi masalah yang besar. Toh, tempat tinggal kita juga disini, cuman karena sekolah maka kita berpisah sejenak. mungkin 3-4 tahun lagu kita akan sama-sama lagi untuk seterusnya. Kita hanya perlu sedikit kesabaran demi cinta kita. Ingat demi cinta kita, pikirkan yah.

Percayalah, hati ini akan selalu buat mu. karena satu hal yang  tak pernah kau tau yakni perasaan ku yang begitu dalam, dan perjuangan ku untuk merenggut cintamu. Apakah aku rela mengorbankan itu semua demi wanita lain yang sangat mudah ku dapatkan?  Sudah pasti tidak.

Jadi jangan khawatirkan aku disini yang selalu menjaga cintamu. Kau harus bisa percaya akan cinta yang begitu teguh ku perjuangkan untumu. Dan aku juga akan selalu percaya dengan kau. Ingatlah jarak bukanlah penghalang untuk merangkai sesuatu yang indah.

Aku selalu ada untukmu, 
percayalah! :)

Sulit kubayangkan hal ini akan terjadi. Minggu, 18 maret 2012 tepatnya di daerah camba, pristiwa yang tak akan aku lupakan. Bahagiah campur canda ternoda dengan pristiwa yang terjadi padaku hari ini. Dimulai dengan petualangan di daerah yang sangat indah. Sungai dihiasi oleh bebatuan yang sangat besar, sungguh indah. Sekitar pukul 2.30 siang, aku mulai turun ke sungai mencari tempat yang enak untuk menikmati Susana sungai yang bergitu indah. Tanpa di rencanakan sebelumnya kakiku terpeleset dan aku terjatuh di dalam arus sungai yang sangat deras. Mungkin sekitar 15 meter aku mengikuti arus itu tanpa bisa berenang sedikitpun. Aku melihat teman-temanku di atas sebuah batu besar dengan wajah yang sangat khawatir. Dengan susah payah aku mencoba menggerakkan kakiku untuk mendayung badanku ke tepi sungai. Tapi saying, saat aku terjatu ke sungai aku menggunakan sebuah jens yang tentusaja sangat berat jika terkena air. Setelah beberapa lama terbawa arus, aku mendapatkan kesempatan untuk mulai berusaha berenang menuju tepi sengai. Berusahalah aku pada kesempatan itu. Salah satu temanku meloncat ke sungai juga untuk menyelamatkanku, tapi ternyata kedalaman sungai tidak seperti yang di perkirakan. Dia berusaha menyelamatkan dirinya sendiri dan tetap berteriak memberiku semangat “passaimi maumi sampai”, itu katanya. Saya berusaha terus, hingga sempat terseret lagi, tapi tak lama. Saat tenggelam tak tau kenapa aku masih sempat memikirkan sebuah nama yang sangat aku gemari. “kalo matika tidak ketemuma sama dia besok”, itu yang ku katakana dalam hatiku selama terseret arus, dan berkat bantuan dari ALLAH aku bisa selamat. Dan semangatku untuk bisa berenang hingga ke tepi terbakar oleh nama itu. Keinginanku untuk bertemu dia besok sangatlah besar. Dan ALHAMDULILLAH aku selamat. Dengan batuan temanku tadi aku bisa naik ke sebuah batu besar di pinggir sungai tadi. Dan aku tetap bisa bertemu dengannya besok. Terima kasih Ya ALLAH telah memberikanku kesempatan hidup yang kedua dan hamba sekuat tenaga berusaha untuk tidak mengecewakanMu.


Terlintas sebuah kenangan indah besamamu dikala kau masih menghargaiku.
Kujalani pulah sebuah kepedihan yang saat ini kurasakan.
Selalu saja aku yang salah, aku tak bernah benar. Aku kangen kamu yang dulu, yang selalu ada dengan senyuman buatku. Dimana?? Diamana kamu sekarang, sosokmu yang dulu seakan lenyap. Aku mau kamu tak peduli kamu yang sekarang ataupun kamu yang dulu. Yang intinya aku hanya mau kamu, kamu yang ada disini mendampingiku sampai tak adalagi nyawaku di dunia ini.

Saya menanti.........
saya menanti satu hal
saya menanti satu hal sebelum putih abu-abuku berakhir.

mungkin senyuman
.........
mungkin senyuman darimu
mungkin senyuman darimu yang sangat berharga.

mungkin juga bukan
........
mungkin juga bukan sebuah senyuman
mungkin juga bukan sebuah senyuman, tapi jawaban.

aku akan tetap menantimu
meski putih abu-abu akan berakhir.
meski sulit lagi bertemu.
aku akan tetap dengan hatiku yang sekarang, mencintaimu
........

Apakah mereka bisa mengerti artinya cinta???
hari ini aku belajar untuk mempertahankan perasaan ini. Aku belajar bagaimana menahan sakit di hadapanmu. Aku belajar bagaimana menahan sedih ketika melihatmu. Aku juga berlajar bagaimana menahan cemburu melihatmu bersamanya. Hari ini bayangan itu datang lagi. Membangunkanku dari nyenyaknya tidurku ketika hujan mendera hanya untuk membangunkanku. Aku tidak sedih ketika bayanganmu datang, aku tidak marah ketika memang yang ada hanya bayanganmu. Karena mungkin hanya bayangan itu saja yang bisa aku miliki dari dirimu. Saat ini aku terus saja di cela oleh mereka yang tak mengerti perasaanku kekamu. Aku sering berfikir ingin meninggalkan perasaan ini. Tapi nyatanya aku telah terlalu larut dalam cintamu. 

Andai kamu juga sadar jika senyuman ini hanyalah senyuman palsu.


Aku yakin kau tak tau semua itu. Aku yakin kamu tak membenciku. Aku yakin semua yang kamu lakikan saat ini kediriku bukanlah dirimu yang sebenarnya. Aku juga yakin masih ada waktu buatku mengejar langkahmu yang telah terlanjur jauh dariku.



Semua ini diamulai saat hari pertama di kelas XI. Situasi yang tidak biasa akan dihadapi Raka di hari ini. Bagaimana tidak, tidak seorang pun temannya dari kelas X yang bersamanya sekarang, sebenarnya raka tidak ingin di kelas ini. Tapi dibenaknya mungkin ini yang terbaik buatnya. Bell pertama pun berbunyi. Menandakan apel pagi akan segera dimulai. Setelah lama di lapangan apel, kembali lagi bell ke dua berbunyi. Saatnya Raka dan teman barunya masuk ke kelas. Saat masuk ke kelas maka kisah inipun di mulai. Papasan dan sekaligus menjadi tatapan pertama Raka ke seorang cewe yang duduk di baris bangku ke dua. Sempat ada rasa bertanya-tanya dibenak Raka,”siapakah dia??”. Maklum saja cewe ini blum pernah bertemu dengan Raka sebelumnya.
Tidak lama kemudian seorang gurupun datang. Setelah memperkenalkan dirinya ternyata guru ini merupakan wali kelas dari Raka. Tiba saatnya sesi perkenalan diri, satu persatu teman-temannya naik untuk memperkenalkan dirinya masing-masing. Orang yang pertama naik merupakan teman raka dari masa SMP dulu, kebetulan pernah sekelas juga dengan raka sewaktu masih SMP.
“Syukurlah”, kata raka.
Tiba saat cewe yang tadi naik pemperkenalkan dirinya. Ternyata namanya Yuna dan lebih kagetnya lagi, ternyata cewe itu merupakan teman SMPnya yang dia tidak kenal. Semenjak Raka naik ke kelas XI Raka memang telah bahagia. Raka selalu ditemani oleh dinda yang saat ini menjadi seseorang yang sangat Raka sayang. Raka merupakan orang yang selalu ingin serius dengan apa yang dia jalani, tapi sifatnya yang begitu kekanak-kanakan membuat dia selalu dikatakan tidak pernah serius. Dinda saat itu diakui Raka menjadi satu-satunya orang yang mampu membuat Raka tersenyum disaat dia mengingat dinda. Kembali ke situasi di kelas baru Raka, beberapa hari telah berlalu. Rasa aneh Raka selalu timbul ketika melihat Yuna, tapi mengingat Yuna orang baru yang dia kenal jadi menurut Raka itu kejadian yang bisa. Lama kelamaan keakraban di dalam kelas baru Raka mulai terjalin. Semua yang dilakukan di kelas seakan ingin dilakukan bersama. Beberapa bulan berlalu, Raka dan Dinda telah memiliki jarak, tapi wajarlah bagi anak remaja yang sedang menjalin sebuah hubungan.
Kekecewaan demi kekecewaan mulai timbul didiri Raka ke Dinda. Pernah suatu waktu Raka melihat Dinda begitu mesranya dengan seorang laki-laki yang merupakan teman kelas dinda sendiri. Tapi setelah di komfirmasi ke Dinda, dinda tetap saja terus membelah orang itu. Pertengkaran pertama di dalam hubungannya selama inipun pecah. Tapi karena Raka memang ingin benar-benar serius, maka Raka meminta maaf kepada Dinda. Tapi hanya satu harapan Raka, Dinda bisa berubah menjadi orang yang bisa mengerti keseriusan ini. Tapi pada kenyataannya Dinda tidak berubah sedikitpun, malah lebih membuat Raka kecewa. Tapi disisi lain, ketika kembali kekelasnya Raka selalu menjadi riang lagi. Dan semua itu terjadi karena seseorang. Kedekatannya dengan Yuna membuat seakan semua kekecewaan dari Raka bisa dihapus dengan hanya melihat senyumnya. Tapi hal inipun dianggap bisa oleh Raka. Setelah mejalani setahun di kelas XI bersama Yuna dan temannya yang lain.
Setahunpun berlalu, sekarang Raka masih bersama Dinda karena tekatnya yang masi berharap Dinda bisa berubah. Tapi satuhal persahabatan yang iyah bangun dengan Rio, Rian, Riri, Cindy, Tita dan tentu saja Yuna, semakin akrab. Bulan ramadanpun masuk, mereka memperakrab pertemanan mereka di bulan itu. Setelah sebulan, biasalah setelah ramadan harus bermaaf-maafan! Raka dan sahabatnya pun pergi berkunjung ke rumah teman-teman yang lain guna maaf-maafan. Tiga hari dari hari itu hari sekolah pun mulai kembali. Rasanya selama bulan Ramadan Raka memang kangen sekali dengan situasi disekolah bersama sahabatnya. Tapi hal yang tak pernah Raka duga sebelumnya, Raka mengakhiri hubungannya dengan Dinda. Raka berbuat ini karena berfikir mungkin ini yang terbaik, sebab telah terlalu banyak kekecewaan yang Raka rasa terhadap Dinda. Rakapun tidak mau terlalu menyakiti Dinda karena sebelum menyudahi hubungannya, tiga minggu dari hari itu Raka telah tidak punya komunikasi dengan Dinda. Tapi disaat bersamaan teman-teman dari Raka sering membuat Raka tersenyum dengan tingka mereka yang memang lucu. Setelah beberapa hari, mungkin ini tantangan buat bersahabatan Raka. Tiba-tiba kata sahabatnya ada yang berubah terhadap sikap Raka ke Yuna. Tapi Raka merasa tidak berubah sama sekali, karena memang itu sifat yang iya sering lakukan sejak kelas XI. Yunapun agak menjauh dari saat itu, mungkin karena itu. Tapi Raka tetap berfikiran dewasa dengan hal ini. Tapi setelah beberapa lama Yuna agak jauh dari Raka, Rakapun sepertinya jadi orang pendiam. Hari- hari Raka sangat berbeda dari sebelumnya, ini semua karena perasaan bersalahnya ke Yuna. Yuna juga memperlihatkan wajah yang tidak terlalu bahagia setiap harinya. Sangat jarang Raka melihat senyuman Yuna lagi sejak saat itu. Terbesiklah di hati Raka untuk meminta maaf kepada Yuna, seketika Raka pun mengambil handphonenya dan menghubungi Yuna, meski hanya melalui SMS dan sekaligus meminta maaf atas segalah kesalahannya. Meski mungkin tidak ada respon dari Yuna, tapi Raka mencoba untuk berfikir positif tentang hal ini. Keesokan harinya Rakapun mulai tersenyum dengan harapan semua bisa kembali normal lagi. Tapi kenyataan belum berpihak ke Raka, Yuna belum juga berubah.
Raka terus saja meminta maaf karena sangat merasa bersalah. Raka sangat mengharapkan Yuna bisa kembali lagi seperti Yuna yang dia kenal. Sampai setiap DOA setelah dia shalatpun diisi dengan DOA yang di tujukan ke Yuna. Setelah beberapa hari bahkan sampai beberapa minggu dengan keadaan seperti ini. Yuna seperti mulai ceria lagi, meski keceriaannya itu berkurang tapi Raka tetap optimis dengan usahanya. Raka sangat gembira hingga dia sering tersenyum-senyum sendiri ketika melihat Yuna bisa bahagia lagi. Rakapun bertekat untuk memperbaiki semua kesalahannya meskipun itu membutuhkan waktu yang lama tapi Raka tetap berusaha untuk memperbaikinnya. Dengan modal senyum dari Yuna, Raka mulai lagi bicara dengan Yuna sedikit demi sedikit, sembari tetap berharap Yuna bisa kembali. Semakin lama Raka melihat perubahan Yuna yang seakan telah ingin kembali lagi. Saat itu Raka mendapat nasehat dari salah satu sahabatnya.


“jagalah sikap kamu dihadapannya”, kata sahabat Raka.
Raka sangat senang dengan nasehat itu, dan sampai sekarang Raka masih berusaha untuk mengembalika sifat dari Yuna. Raka sangat tidak ingin ini terjadi kepada sahabatnya yang lain. Jadi ketika ada kata-kata raka yang mungkin kurang enak didengar oleh sahabatnya maka Raka akan bergegas meminta maaf. Karena perasaan seperti ini buka perasaan yang indah. Satu yang selalu ada di benak Raka, teman adalah teman, tapi sahabat lebih dari teman. Meski tanpa dia pungkiri memang Raka memiliki rasa yang berbeda ke Yuna. Mungkin sebab dari itu saat awal melihat Yunapun berbeda dengan pada saat melihat temannya yang lain. Tapi semuanya akan tetap menjadi impian belaka, karena Raka lebih takut kehilangan daripada mencari resiko yang belum tentu bisa membuat dia bahagia. Maka dari itu Raka akan berusaha menjaga persahabatannya, meski dia harus berkorban perasaan dengan semua ini. Tapi inilah hidup, semua akan ada hikmahnya. Sahabat adalah harta yang paling berharga buat Raka. Saat ini hari-hari Raka telah dihiasi lagi oleh senyuman dari sahabatnya. Satuhal yang Raka tau, kalau perkorban perasaan demi orang-orang yang kita sayang tidak ada salahnya ketimbang kehilangan orang-orang yang kita sayang, karena tidak semua orang bisa kita sayang, sesayang kita kepada sahabat kita!

Kamu
Dimulai dengan kata ini, aku mengingat sebuah hal yang sangat berharga.
senyuman dari sosok yang sungguh sangat aku cinta

Kamu
dengan kata ini pula aku mendapatkan pelajaran berharga
pelajaran hidup yang tak ku dapatkan di kurikulum sekolah.

Kamu
sosokmu memang tak bisa tergantikan dari benakku
takan ada yang seperti kamu

Kamu
aku tak tau lagi harus berkata apa
aku tak tau harus berbuat apa

Kamu
pujaanku
belahan jiwaku meski tak ku miliki

Kamu
kamu
dan kamu,

Kamu
selalu kamu
tidak ada kata lain selain kamu

Janji
bagimu memang janji
janji menyiksaku
janji mengharuskanku
                                                                        Bertahan
                                                                        harus bertahan
                                                                        aku cinta
                                                                        aku sayang
Kamu
memang hanya kamu
bukan yang lain
bukan orang lain
                                                                        Dia
                                                                        mungkin dia
                                                                        cumburu
                                                                        menusuk sanubariku
Aku
memang aku
menunggu canda
menunggu tawa
                                                                        Senyum
                                                                        hanya senyum
                                                                        ikut tersenyum
                                                                        bersama senyum
Sakit
sungguh sakit
aku sakit
hati merintih
                                                                        Bahagiah
                                                                        aku disini
                                                                        menunggumu
                                                                        membuatku bahagiah.


Bimbang, hari-hariku terisi dengan kebimbangan. Ingin rasanya hati ini mengatakan langsung rasaku kepadamu. Sangat ingin aku memiliki kamu untuk selamanya. Tak tau apa yang harus kulakukan, ku tau salah memang salah. Selalu aku terdiam tak tau harus berbuat apa ketika berhadapan dengan kamu. Aku cinta kamu, aku sayang kamu. Tapi mengapa aku tak bisa berbicara jika telah di hadapanmu. Hatiku terus memaksa aku untuk miliki kamu. Tapi kenapa mulut ini tak bisa berbicara. Mataku tak bisa lepas darimu. Kamu itu bagaikan pelangi di hati aku. Memberi keindahan setelah buramnya hujan, memberi warnah di abu-abu hidupku. Sakit sungguh sakit, melihatmu tertawa tanpa leluconku. Sungguh aku sayang kamu, aku cinta kamu, aku ingin kamu. Jujur saat ini aku rindu kamu, seseorang yang special. Tak ada orang lain lagi yang bisa membuatku merasakan rasa seperti ini. Pandangan pertama itu yang membuatku cinta ke kamu. Pandangan itu juga yang membuatku ingin selalu ada di dekatmu. Aku takut kamu hilang, aku takut kamu pergi. Aku pernah berpikir kamu itu tak ada. Namun saat itu aku tak menemukan orang lain yang bisa aku pikir ada di pikiran aku. Kamu itu memang hiasanku, hiasan hidup aku di dunia ini. Aku memang bukan milikmu, tapi hatiku ini tetap milikmu. Tak tau sampai kapan aku bisa bertahan. Hatiku selalu ingin disini, meski sakit rasanya aku akan tetap disini. Tetap ada bersama hatiku yang selalu inginkan kamu. Sekali lagi meski memang bukan milikku. Tapi aku tak bisa jauh darimu. Aku telah terlanjur jatuh di lubang hatiku yang terdalam. Aku akan tetap disini bersama kesakitanku hingga kamu bisa menerima kau menjadi orang yang  bisa kamu banggakan.