Dua tahun yang lalu kukenal seseorang yang tak berarti apa-apa di diriku. Memang aneh kurasakan bersamanya, namanya juga teman baru. Tak ada yang istimewa di kala itu, bahkan tatapannya dan tatapanku menjadi bahan ejekan untuk kita berdua. Tak sadar ejekan inilah yang beransur-ansur menjadi penghias hariku. Membodohi diri sendiri menjadi sesuatu yang sering kita lakukan untuk menghibur diri. Kala itu aku melihatmu sebagai orang yang ceria dan tentu saja bukan yang spcial.

Sampai akhirnya aku sadar setahun kemudia. Setelah setahun berprilaku aneh bersamamu. Sering melakukan apapun bersama aku pun mulai merasakan sesak menusuk hati. Bahkan hanya sehari tak bertemu bisa menjadi beban besar dalam hiduku. Suara dari bibir manis itu tak lagi sesederhana dulu. Tatapan mata indah itu telah tajam masuk menusuk hatiku. Dan aku diam

Aku akhirnya sadar semua ini bukanlah sebuah candaan. Aku merasakan perasaan cinta yang begitu mendalam. Tak pernah lagi ku perhatikan orang sekelilingku. Hanya kamu, itu yang ada di benakku. Ku menanti, selalu menanti kamu. Sekarang pun masih demikian. Sampai kita berdua mendapatkan musibah dengan keakraban kita selama ini.

Jarang ku temukan tatapan itu lagi, jarang ku dengar panggilan itu lagi. Aku benar-benar kangen. Aku tak tau harus berkata apa. Aku tak tau kenapa hati ini tak bisa mengindar dari perasaan bohong ini. Candaan kata suka di hati, sekarang menjadi paten tertanam. Dan kamu telah tak ada disini mengisi hariku dengan tingkah lucumu yang selalu bisa membuatku tersenyum. Aku sakit, aku cinta kamu dengan semua tingkah pedih pengingat kenangan buruk yang selalu membuatku bahagia.

Aku tetap mencintaimu. Tapi aku juga selalu bertanya, apakah aku bisa menemukan makhluk aneh kamu yang bisa menerimaku? Dan saat aku menemukannya aku akan benar-benar meninggalkanmu dengan semua kenangan indah dengan cucuran air mata.


Aku masih cinta……..


Ku buat tuliasan ini dengan penuh air mata. Tak tau lagi harus berbuat apa dikala kau berkata jangan berharap lagi kepada saya. Cintaku ke kamu tak tergantikan oleh orang lain. Aku ragu bisa kenal dengan orang seperti kamu lagi. Aku takut kehilangan kamu, dan semuanya terjadi. Aku ingin kamu untukku selamanya tapi malah kamu pergi dariku selamanya. Aku hanya bisa mengunci kamar malam ini dan membuat tulisan ini. Kekecewaan berat ku dapatkan. Tapi katamu tak ada yang salah. Yaudah engga ada yang salah. Kamu bilang aku keras kepala, tapi tolong biarkan aku menikmati kesakitanku malam ini.

Aku harus berbuat apa?? Kamu malaikatku, tapi kenapa kamu pinjam tongkat iblis itu untuk menusukku?? Rasanya sesak dada ini tadinya menanti jawabanmu. Aku kecewa, tapi ada satuhal yang kamu katakan. Besok perpisahan, mudah-mudahan kita baik-baik yah. Dan satu lagi, jangan bahagia hanya buatku, tapi bahagia untukmu karena kamu yang bisa buat dirimu sendiri bahagia. Nasihat yang sangat indah dari seorang malaikat kecil yang telah menusukku.

Semua kata-katamu akan selalu ku ingat. “Itu janjiku”
Aku sayang kamu dan akan selalu seperti itu. Selamat bersenang-senang di jawa, semoga semua hal yang pernah kita lakukan tidak menjadi kenangan buruk buatmu.
Sebening air mata ini cintaku kepadamu, 

Dan aku tetap cinta kamu.


Aku bingung. Mungkin sudah menjadi kebiasaan jika telah berurusan dengan dia. Semua rencana terbaik telah ku persiapkan, tapi apa? Hasilnya selalu nihil. Tak pernah sekalipun aku benarani  berkata di hadapanmu. Tak tau kenapa seakan dia itu penya berbagai jawaban sebelum aku bertanya. Cerita cinta ku memang selalu rumit, mencintai orang yang tak tau dia juga sama atau tidak. Aku semakin bingung, tapi hatiku semakin mendesak. Tanggal 12 kemarin aku dengan dia berangkat ke suatu tempat wisata.

Dengan menempuh waktu panjang selama 9 jam aku, dia dan teman yang lain tiba. Jarum jam pendek dan panjang udah sejajar sesampaiku disana. Hanya sebentar aku berjalan di pantai untuk melihat-lihat situasi. Tanggal 13, ke esokan paginya. Dimulai lah semua kegiatan disana bersama mereka orang-orang yang ku sayang. Sesekali kupandangi sosok imut itu dari ke jauhan. Dalam hati aku merencanakan satu hal yang akan ku sampaikan kepada dia. Ku tunggu malam hari tiba, pikir ku saat itulah saat yang tepat.

Sebelum malam, kami bermain sebuah permainan di pantai. Pandangan ku hanya satu, tetap tertuju kepada dia. Permainan dimulai, bola pertama di lempar aku langsung menangkapnya. Kulihat dia berlarian girang sangat bahagia, pandanganku teralihkan. Aku diam tak tau harus berbuat apa dengan bola ini. Dia ada di posisi lawanku, jadi aku bisangung harus melempar  atau apa? Beberapa kali aku memegang bola, dan beberapa kalipun aku melempar ke arah nya. Lemparanku cukup tepat karena setiap lemparanku kedia sudah pasti mengenahi dia.
Games inipun berakhir, semuanya turun ke laut untuk membersihkan diri. Aku berenang cepat hingga jauh dari pinggir pantai. Di tempat inilah aku bisa mengamati dia tanpa ada seorangpun yang tau. Berkali-kali ku lihat senyuman manisnya, berkali-kali ku lihat cahaya matanya. Semua itu membuatku kembali tersenyum.

Malampun datang dan seperti keadaan awal hati ini selalu bimbang ketika ingin melakukan itu semua. Ku masuk ke kamar menunggu malam agak larut untuk keluar mengajaknya ke pantai. Tak terasa aku ketiduran, malam itupun ku lewatkan tanpa ada sedikit pun pengungkapan perasaan kepadanya. Aku terbangun dan begitu menyesal, kenapa aku bisa tertidur di saat seperti ini? Mungkin tak ada lagi kesempatan seindah ini.

Tanggal 14 hari dimana kami pulang ke rumah masing-masing. Di dalam mobil aku hanya diam, dengan hati yang terus menyalahkan diriku sendiri. Aku takut dia tak bisa lagi ku lihat. Aku takut semua yang ku impikan hanya menjadi bahan tertawaan di masa yang akan datang. Mengingat situasi disana, sebelum pulang aku sangat ingin berpoto berdua dengannya. Tapi, tak ada keberanian sedikitpun untuk berkata.

Saat dalam mobil, aku duduk pas di belakangnya. Terasa aneh saat bibir ini tiba-tiba melengkung keatas saat melihat tingkahnya yang sungguh lucu menurutku. Tapi dengan menatapnya hanya bisa membuatku menangis dan menyesal. Aku harus apa untuk merebut perhatiannya yang dulu telah ku dapatkan? Aku bingung dan semua ku serahkan kepada ALLAH.

Jodoh ada ditangan ALLAH, dan jika memang dia jodohku aku pasti akan bersamanya kelak.
:)


apakah jarak menjadi penghalang?? Rasanya tidak jika kita memiliki perasaan yang kuat satu sama lain. Tau tidak malah dengan jarak yang cukup jauh, kita bisa menguji rasa cinta yang kita miliki. Sekali lagi aku Tanya apakah jarak masih menjadi masalah?? Rasanya jawabanku masih tidak. mungkin bagi sebagian orang yang ada di sekeliling kita jarak itu merupakan masalah besar. Memang merupakan masalah besar jika mereka tidak memiliki cukup cinta untuk memulai sebuah hubungan.

Apalah arti saling percaya jika jarak itu masih menjadi masalah yang besar. Toh, tempat tinggal kita juga disini, cuman karena sekolah maka kita berpisah sejenak. mungkin 3-4 tahun lagu kita akan sama-sama lagi untuk seterusnya. Kita hanya perlu sedikit kesabaran demi cinta kita. Ingat demi cinta kita, pikirkan yah.

Percayalah, hati ini akan selalu buat mu. karena satu hal yang  tak pernah kau tau yakni perasaan ku yang begitu dalam, dan perjuangan ku untuk merenggut cintamu. Apakah aku rela mengorbankan itu semua demi wanita lain yang sangat mudah ku dapatkan?  Sudah pasti tidak.

Jadi jangan khawatirkan aku disini yang selalu menjaga cintamu. Kau harus bisa percaya akan cinta yang begitu teguh ku perjuangkan untumu. Dan aku juga akan selalu percaya dengan kau. Ingatlah jarak bukanlah penghalang untuk merangkai sesuatu yang indah.

Aku selalu ada untukmu, 
percayalah! :)

Sulit kubayangkan hal ini akan terjadi. Minggu, 18 maret 2012 tepatnya di daerah camba, pristiwa yang tak akan aku lupakan. Bahagiah campur canda ternoda dengan pristiwa yang terjadi padaku hari ini. Dimulai dengan petualangan di daerah yang sangat indah. Sungai dihiasi oleh bebatuan yang sangat besar, sungguh indah. Sekitar pukul 2.30 siang, aku mulai turun ke sungai mencari tempat yang enak untuk menikmati Susana sungai yang bergitu indah. Tanpa di rencanakan sebelumnya kakiku terpeleset dan aku terjatuh di dalam arus sungai yang sangat deras. Mungkin sekitar 15 meter aku mengikuti arus itu tanpa bisa berenang sedikitpun. Aku melihat teman-temanku di atas sebuah batu besar dengan wajah yang sangat khawatir. Dengan susah payah aku mencoba menggerakkan kakiku untuk mendayung badanku ke tepi sungai. Tapi saying, saat aku terjatu ke sungai aku menggunakan sebuah jens yang tentusaja sangat berat jika terkena air. Setelah beberapa lama terbawa arus, aku mendapatkan kesempatan untuk mulai berusaha berenang menuju tepi sengai. Berusahalah aku pada kesempatan itu. Salah satu temanku meloncat ke sungai juga untuk menyelamatkanku, tapi ternyata kedalaman sungai tidak seperti yang di perkirakan. Dia berusaha menyelamatkan dirinya sendiri dan tetap berteriak memberiku semangat “passaimi maumi sampai”, itu katanya. Saya berusaha terus, hingga sempat terseret lagi, tapi tak lama. Saat tenggelam tak tau kenapa aku masih sempat memikirkan sebuah nama yang sangat aku gemari. “kalo matika tidak ketemuma sama dia besok”, itu yang ku katakana dalam hatiku selama terseret arus, dan berkat bantuan dari ALLAH aku bisa selamat. Dan semangatku untuk bisa berenang hingga ke tepi terbakar oleh nama itu. Keinginanku untuk bertemu dia besok sangatlah besar. Dan ALHAMDULILLAH aku selamat. Dengan batuan temanku tadi aku bisa naik ke sebuah batu besar di pinggir sungai tadi. Dan aku tetap bisa bertemu dengannya besok. Terima kasih Ya ALLAH telah memberikanku kesempatan hidup yang kedua dan hamba sekuat tenaga berusaha untuk tidak mengecewakanMu.


Terlintas sebuah kenangan indah besamamu dikala kau masih menghargaiku.
Kujalani pulah sebuah kepedihan yang saat ini kurasakan.
Selalu saja aku yang salah, aku tak bernah benar. Aku kangen kamu yang dulu, yang selalu ada dengan senyuman buatku. Dimana?? Diamana kamu sekarang, sosokmu yang dulu seakan lenyap. Aku mau kamu tak peduli kamu yang sekarang ataupun kamu yang dulu. Yang intinya aku hanya mau kamu, kamu yang ada disini mendampingiku sampai tak adalagi nyawaku di dunia ini.

Saya menanti.........
saya menanti satu hal
saya menanti satu hal sebelum putih abu-abuku berakhir.

mungkin senyuman
.........
mungkin senyuman darimu
mungkin senyuman darimu yang sangat berharga.

mungkin juga bukan
........
mungkin juga bukan sebuah senyuman
mungkin juga bukan sebuah senyuman, tapi jawaban.

aku akan tetap menantimu
meski putih abu-abu akan berakhir.
meski sulit lagi bertemu.
aku akan tetap dengan hatiku yang sekarang, mencintaimu
........